makalah sosiologi pengertian dari konformitas,inovasi,ritualisme, retretisme, dan pemberontakan
Desember 03, 2018
1 Comment
1.KONFORMITAS
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial ketika
seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma
sosial yang ada. Beberapa contoh dari konfomitas adalah ketika menengok orang
sakit, orang akan membawakan buah atau makanan lainnya.
A.ada beberapa pengertian konformitas
menurut para ahli, yaitu:
1.Konformitas menurut Brehm dan Kassin
adalah kecenderungan untuk mengubah persepsi, pendapat, perilaku seseorang
sehingga konsisten dalam perilaku atau norma kelompok
2.Menurut Stanley Milgram (1975)
konformitas adalah perilaku yang mengikuti suatu kelompok yang didorong oleh
keinginan individu itu sendiri, dimana kelompok tersebut tidak memiliki suatu
hak yang spesial untuk mengarahkan tingkah laku individu tersebut.
3.Menurut Soerjono Soekanto konformitas
berarti penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan norma dan
nilai masyarakat. Jon M Shepard mendefinisikan Conformity sebagai “the type of
social interaction in which an individual behaves toward others in ways
expected by the group”. Jadi konformitas adalah seseorang berperilaku terhadap
orang lain sesuai dengan harapan merupakan bentuk interaksi yang di dalamnya
kelompok
4.M. Sherif, konformitas berarti
keselarasan,kesesuaian perilaku individu-individu anggota masyarakat dengan
harapan-harapan masyarakatnya, sejalan dengan kecenderungan manusia dalam
kehidupan berkelompok membentuk norma sosial.
B.tujuan konformitas
1. Untuk mengubah persepsi, pendapat, perilaku seseorang sehingga konsisten
dalam perilaku atau norma kelompok
2. Agar seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai
dengan harapan kelompoknya
3. Untuk mendapat hadiah atau menghindari hukuman.
4. Seseorang akan merasa lebih diterima oleh kelompok
jika bertingkah laku dan bersikap sesuai dengan lingkungan sekitar.
C.faktor yang mempengaruhi
konformitas
Menurut
Sears (2004) menyebutkan ada 4 faktor yang mempengaruhi konformitas, antara
lain:
a. Rasa
Takut terhadap Celaan Sosial
Alasan utama konformitas yang kedua adalah demi memperoleh persetujuan,
atau menghindari celaan kelompok. Misal, salah satu alasan mengapa tidak
mengenakan pakaian bergaya Hawai ke tempat ibadah adalah karena semua umat yang
hadir akan melihat dengan rasa tidak senang.
b. Rasa
Takut terhadap Penyimpangan
Rasa takut dipandang sebagai individu yang menyimpang merupakan faktor
dasar hampir dalam semua situasi sosial.Setiap individu menduduki suatu posisi
dan individu menyadari bahwa posisi itu tidak tepat. Berarti individu telah
menyimpang dalam pikirannya sendiri yang membuatnya merasa gelisah dan emosi
terkadang menjadi tidak terkontrol. Individu cenderung melakukan suatu hal yang
sesuai dengan nilai-nilai kelompok tersebut tanpa memikirkan akibatnya nanti.
c Kekompakan
Kelompok
Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. Alasan
utamanya adalah bahwa bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok yang
lain, akan semakin menyenangkan bagi mereka untuk mengakui dan semakin
menyakitkan bila mereka mencela.
d.Keterikatan
pada Penilaian Bebas
Keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat
seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. Orang yang
secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian bebas akan lebih
enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian kelompok yang berlawanan.
2.INOVASI
Inovasi adalah
pemasukan atau pengenalan hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda
dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya.
Dari pengertian inovasi tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah proses kreatif dalammelakukan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada.
Dari pengertian inovasi tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah proses kreatif dalammelakukan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada.
Faktor-faktor pendukung keberhasilan
inovasi adalah:
1. Inovasi harus berorientasi pasar.
Banyak inovasi yang sekedar memecahkan masalah secara kreatif tetapi tidak mempunyai keunggulan bersaing dipasaran. Untuk itu perlu diperhatikan hubungan inovasi dengan kebutuhan pasar yang di dalamnya terdapat 5C, yaitu competitor (pesaing), competiton (persaingan), change of competition (perubahan persaingan), change driver (penentuan arah perubahan), dan customer behavior (perilaku konsumen).
Suatu pasar mengalami perubahan disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a. Perubahan teknologi.
b. Perubahan ekonomi.
c. Perubahan perilaku sosial dan budaya.
d. Perubahan iklim dunia.
e. Perubahan peraturan pemerintah.
2. Inovasi harus mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan.
Suatu inovasi mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan apabila memenuhi hal-hal berikut:
a. Terdapat unsure efisiensi dan efektivitas dalam suatu inovasi, sehingga tidak akan mempunyai arti atau dampak yang berarti bagi kemajuan perusahaan.
b. Inovasi harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan, hal ini dilakukan agar tidak menyimpang dari arah pertumbuhan usaha (contra productive).
c. Inovasi harus bisa ditingkatkan lagi, sehingga terjadi inovasi yang berkelanjutan (continuous improvement) hingga perusahaan tumbuh menjadi lebih baik dan lebih berkembang.
Jenis kemampuan berinovasi:
1. Invensi (penemuan) yaitu penemuan produk atau jasa yang benar-benar baru.
2. Ekstensi (pengembangan) yaitu pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa atau proses yang telah ada.
3. Duplikasi (pengadaan), yaitu replikasi kreatif atas konsep yang telah ada.
4. Sintesis, yaitu kombinasi dari konsep atau faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan formulasi baru.
Prinsip-prinsip inovasi
1. Prinsip keharusan meliputi: keharusan menganalisis peluang, kehausan memperluas wawasan, keharusan untuk bertindak efektif, keharusan untuk tidak berpikir muluk.
2. Prinsip larangan meliputi: larangan untuk berlagak pintar, larangan untuk rakus, larangan untuk berpikir terlalu jauh kedepan.
Berikut hal-hal yang dapat mengembangkan cara berpikir inovatif:
1. Membiasakan memiliki mimpi.
2. Memperkaya ide.
3. Membiasakan diri menerima perbedaan perubahan.
4. Menumbuhkan sikap empati.
5. Merupakan kemapuan inovatif.
1. Inovasi harus berorientasi pasar.
Banyak inovasi yang sekedar memecahkan masalah secara kreatif tetapi tidak mempunyai keunggulan bersaing dipasaran. Untuk itu perlu diperhatikan hubungan inovasi dengan kebutuhan pasar yang di dalamnya terdapat 5C, yaitu competitor (pesaing), competiton (persaingan), change of competition (perubahan persaingan), change driver (penentuan arah perubahan), dan customer behavior (perilaku konsumen).
Suatu pasar mengalami perubahan disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a. Perubahan teknologi.
b. Perubahan ekonomi.
c. Perubahan perilaku sosial dan budaya.
d. Perubahan iklim dunia.
e. Perubahan peraturan pemerintah.
2. Inovasi harus mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan.
Suatu inovasi mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan apabila memenuhi hal-hal berikut:
a. Terdapat unsure efisiensi dan efektivitas dalam suatu inovasi, sehingga tidak akan mempunyai arti atau dampak yang berarti bagi kemajuan perusahaan.
b. Inovasi harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan, hal ini dilakukan agar tidak menyimpang dari arah pertumbuhan usaha (contra productive).
c. Inovasi harus bisa ditingkatkan lagi, sehingga terjadi inovasi yang berkelanjutan (continuous improvement) hingga perusahaan tumbuh menjadi lebih baik dan lebih berkembang.
Jenis kemampuan berinovasi:
1. Invensi (penemuan) yaitu penemuan produk atau jasa yang benar-benar baru.
2. Ekstensi (pengembangan) yaitu pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa atau proses yang telah ada.
3. Duplikasi (pengadaan), yaitu replikasi kreatif atas konsep yang telah ada.
4. Sintesis, yaitu kombinasi dari konsep atau faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan formulasi baru.
Prinsip-prinsip inovasi
1. Prinsip keharusan meliputi: keharusan menganalisis peluang, kehausan memperluas wawasan, keharusan untuk bertindak efektif, keharusan untuk tidak berpikir muluk.
2. Prinsip larangan meliputi: larangan untuk berlagak pintar, larangan untuk rakus, larangan untuk berpikir terlalu jauh kedepan.
Berikut hal-hal yang dapat mengembangkan cara berpikir inovatif:
1. Membiasakan memiliki mimpi.
2. Memperkaya ide.
3. Membiasakan diri menerima perbedaan perubahan.
4. Menumbuhkan sikap empati.
5. Merupakan kemapuan inovatif.
3.RITUALISME
Ritualisme adalah sikap seseorang menerima cara-cara
yang diperkenalkan sebagai bagian dari bentuk upacara (ritus) tertentu, namun
menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contohnya upacara dan perayaan masih
diselenggarakan tetapi makna dan fungsinya telah hilang.
4.RETREATISME
Retreatisme merupakan perilaku yang meninggalkan baik tujuan
konvensional maupun cara pencapaiannya. Contoh: pecandu narkoba, pemabuk,dll.
5.PEMBERONTAKAN
Pemberontakan adalah sikap seseorang menolak
sarana dan tujuan-tujuan yang disahkan oleh budaya masyarakatnya dan
menggantikan dengan cara baru.
test koment
BalasHapus